The Jambi Times, TANJABTIM | Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto bingung. Sudah dua hari ia intens berdiskusi dengan Bambang Supriyanto dan Muslim Rahim Tompo. Kepala kejaksaan negeri Tanjabtim dan Komandan Kodim
0419/ Tanjab. Keduanya unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang dipimpin Romi.
Padahal, hari H tinggal hitungan jam. Namun diskusi ketiga tokoh sentral Tanjabtim itu tak membuahkan hasil. Mereka sama - sama bingung.
Adalah perihal agenda yang bertabrakkan, penyebab bingungnya Romi, Bambang dan Muslim. Sebagai Kajari, Bambang sudah mempersiapkan acara peresmian rumah Restorative Justice (RJ) sebagaimana perintah Elan Suherlan, Kepala Kejaksaan Tinggi Jambi. Agendanya; peresmian 128 rumah RJ dan dua Bale Rehab Nafza. Acara dijadwalkan jam 9.00 WIB tanggal 19 Oktober 2023. Lokasinya di Balai Adat Tanjabtim, masih dalam Komplek perkantoran Bukit Menderang. Jaraknya tak sampai satu kilometer dari kantor bupati.
Sedangkan Muslim Rahim harus mempersiapkan acara penutupan TMMD ke-118 serentak se Indonesia, juga di pagi hari tanggal 19 Oktober 2023. Penutupan TMMD Tanjabtim dipusatkan di lapangan kantor bupati. Memang genap sudah sebulan TMMD itu berlangsung di Kecamatan Gergaai dan Kecamatan Mendahara.
Tentu yang paling bingung adalah bupati Romi. Sebagai tuan rumah kedua acara itu, Romi harus memilih salah satu untuk diikutinya. Apalagi rencana waktunya hampir berhimpitan. Alhasil, Romi harus memutar otak agar tak mengecewakan dua tamu istimewanya itu. Ia bersiasat. Kajari dan Dandim tidak perlu pusing. Serahkan keputusan pada atasan masing - masing. Sayang, hingga hitungan jam sebelum acara dimulai masih belum ada keputusan. Kabag Protokol Amiruddin mengaku tak kalah pusing. Bingung acara mana yang akan diikuti bupati. Jika tetap di TMMD artinya Romi tak hadir di peresmian rumah RJ. Begitu pula sebaliknya.
Tepat jam 8.10 WIB, Danrem tiba di kantor bupati. Disusul Kajati dan rombongan tujuh menit kemudian. Romi mengajak kedua tamunya naik ke ruangannya di lantai satu. Ia hidangkan sarapan. Duduk semeja bertiga. Dengan gaya lugasnya ia hidupkan suasana dengan joke - joke ringan. Suasana penuh keakraban. Saat Dandim Muslim Rahim menyampaikan paparan terkait TMMD, Romi menyampaikan kegelisahannya kepada Danrem dan Kajati dengan gestur dan gurauan yang membuat dua tamunya terkekeh. Alhasil, Kajati yang semestinya dijadwalkan harus memulai peresmian rumah RJ pukul 8.45, setuju untuk ikut penutupan TMMD terlebih dahulu.
Melihat sikap Kajati yang mengalah itu, Danrem ikut sumringah. Dia juga memastikan usai upacara akan ikut ke acara Kajati. Romi, Bambang dan Muslim pun sumringah.
Kajati Elan bahkan ikut upacara hingga tuntas. Ia juga didaulat Danrem untuk ikut menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat.
Saat Kajati harus memulai peresmian rumah RJ, Danrem terlihat bergegas menyusul. Sepertinya jenderal bintang satu itu tak enak hati jika sampai terlambat. Kebersamaan kedua unsur Forkopimda Provinsi Jambi itu sebenarnya sama sekali tak direncanakan. “Allah yang mempertemukan, sebagai hambanya kita harus pandai memetik hikmah,” kata Danrem.
Saat pengguntingan pita tanda awal beroperasinya rumah RJ, Kajati Elan bahkan meminta Danrem ikut bersamanya dengan gunting masing - masing. Elan juga menyerahkan satu paket buku kepada sahabatnya itu. Dua paket buku lainnya ia serahkan ke Romi dan perwakilan Lembaga Adat Melayu Jambi. Paket buku yang diserahkan Elan berisi masing - masing tiga buku. Semuanya karya Profesor Dr H Sanitiar Burhanuddin SH MM, Jaksa Agung RI, yang dinobatkan detikcom Award sebagai tokoh Restorative Justice Indonesia.***